Sabtu, 02 Mei 2015

Kisah Mistis di Balik Lagu Nina Bobo



 
“Nina bobo oh nina bobo/kalau tidak bobo digigit nyamuk ...” 

Sayangi.com - Siapa yang tak mengenal bait lagu pengantar tidur ini? Tak hanya di Indonesia, lagu yang pernah dipopulerkan pertama kali oleh Anneke Grönloh dan Wieteke van Dort ini juga begitu melegenda di negara-negara lainnya. Tapi tahukah anda, dibalik kepopuleran bait lagu nan sederhana itu tersimpan kisah mistis terkait asal usul lagu tersebut. Menurut cerita beberapa versi mengatakan bahwa lagu Nina Bobo lahir dari nama seorang gadis bernama Nina.

Dalam sebuah versi disebutkan bahwa lagu Nina Bobo ini diciptakan oleh seorang wanita Jawa bernama Mustika untuk anaknya yang bernama Helenina Mustika Van Rodjnik, hasil pernikahannya dengan seorang pria Belanda bernama Van Rodjnik. Helenina yang konon lahir pada tahun 1871 itu kerap kali mengalami insomnia alias sulit tidur. Untuk membuat Nina terlelap, Mustika kemudian bersenandung kecil untuk menenangkan gelisah Nina, hingga akhirnya Nina pun terlelap tidur.

Menjadi sugesti, Nina bahkan kemudian tak bisa tidur jika tidak mendapat senandung kecil dari sang Ibu.  Hal tersebut membuat sang ayah, Kapten Van Rodjnik meminta istrinya, Mustika untuk membuatkan lirik dari lagu tersebut agar lebih menarik untuk dinyayikan. Sejak saat itu setiap malam Mustika kemudian menyanyikan lagu nina bobo seperti yang kita kenal sekarang untuk mengantarkan Nina tidur.

Sayangnya, hidup Nina usai di umurnya yang menginjak 6 tahun. Nina jatuh sakit dan meninggal dunia. Sejak kematian Nina, kejadian aneh pun mulai terjadi. Van Rodjnik  kerap kali mendengar Mustika menyanyikan lagu ini. Kepada suaminya, Mustika mengaku sering kali mendengar Nina sedang menangis karena tidak bisa tidur dan minta dinyanyikan lagu ini. Sejak saat itu pula, tak terhitung berapa kali Mustika menyanyikan lagu ini, hingga akhirnya ajal menjemput Mustika.

Sejak kematian Mustika, Van Rodjnik pun mengalami hal serupa, kerap kali dalam pandangannya, ia mendapati Nina sedang menangis dan memintanya untuk mendendangkan lagu ini untuk tidur. Awalnya, Van Rodjnik tidak mempedulikannya, sampai suatu ketika Van Rodjnik didatangi arwah Nina yang memintanya menyanyikan lagu nina bobo. Sejak malam itu hingga akhir hayatnya, Van Rodjnik pun sering kali menyanyikan lagu ini.
Dalam cerita lainnya, disebutkan lagu Nina Bobo ini juga merupakan karangan seorang ibu dari gadis bernama Nina Van Mijk yang dikenal sebagai keluarga musisi yang hijrah ke Indonesia. Kehidupan keluarga Nina awalnya baik saja, sampai ketika Nina sering kali mengalami hal aneh dimana tubuhnya tiba-tiba akan terlipat kebelakang seperti posisi kayang, pun wajahnya menjadi sangat menyeramkam.

Kejadian aneh yang hampir tiap malam terjadi itu membuat ayah Nina memutuskan untuk meninggalkan Nina dan ibunya di Indonesia. Singkat cerita disuatu malam, sang ibu mendapati Nina sangat ketakutan di kamarnya. Nina kemudian meminta ibunya untuk mendendangkan sebuah lagu untuk membuatnya terlelap tidur. Dengan kasih sayangnya, sang ibu menyanyikan lagu Nina Bobo karangannya itu. Tragisnya, baru saja lagu itu usai didendangkan, sang ibu mendapati Nina sudah tak bernyawa lagi dalam pelukannya.

Berangkat dari peristiwa tragis itu, sebagian orang percaya bahwa jika kita menyanyikan lagu Nina Bobo ini pada seorang anak, maka arwah Nina akan datang dan menjaga sang anak tetap tidur dengan lelap sepanjang malam.

Demikian kisah mistis terkait asal usul lagu Nina Bobo. Namun munculnya kisah-kisah mistis tersebut bukan untuk diyakini sepenuhnya. Namun sebuah fakta dari dokumen Wikipedia mengatakan bahwa bahasa lagu yang berasal dari Indonesia ini merujuk pada bahasa Cina dan Portugis. Kata bobo yang bermakna tidur diambil dari bahasa Cina, sedangkan Nina dalam bahasa Portugis bermakna menina alias perempuan atau seorang gadis, dan bukan merujuk pada sebuah nama. Beberapa sumber lain mengatakan lagu ini adaptasi dari sebuah lagu gereja berjudul Abide With Me. (VAL)

Senin, 16 Maret 2015

PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM ABAD PERTENGAHAN

A. Dunia Islam pada Abad Pertengahan
1. Kerajaan Ottoman (Turki)
Kesultanan Utsmaniyah (1299–1923), atau dikenal juga dengan sebutan Kekaisaran Turki Ottoman, adalah negara multi-etnis dan multi-religius. Negara ini diteruskan oleh Republik Turki yang diproklamirkan pada 29 Oktober 1923.
            Negara ini didirikan oleh Bani Utsman (dalam bahasa Inggris: House of Osman atau Ottoman dynasty), yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 - 1923) dipimpin oleh 36 orang sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara kecil.
            Kesultanan ini menjadi pusat interaksi antar Barat dan Timur selama enam abad. Pada puncak kekuasaannya, Kesultanan Utsmaniyah terbagi menjadi 29 propinsi. Dengan Konstantinopel (sekarang Istambul) sebagai ibukotanya, kesultanan ini dianggap sebagai penerus dari kerajaan-kerajaan sebelumnya, seperti Kekaisaran Romawi dan Bizantium. Pada abad ke-16 dan ke-17, Kesultanan Usmaniyah menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan lautnya yang kuat.
            Kekuatan Kesultanan Usmaniyah terkikis secara perlahan-lahan pada abad ke-19, sampai akhirnya benar-benar runtuh pada abad 20. Setelah Perang Dunia I berakhir, pemerintahan Utsmaniyah yang menerima kekalahan dalam perang tersebut, mengalami kemunduran di bidang ekonomi.
Kebangkitan Kesultanan (1299-1453)
            Pada pertengahan abad ke-13, Kekaisaran Bizantium yang melemah telah kehilangan beberapa kekuasaanya oleh beberapa kabilah. Salah satu kabilah ini berada daerah di Eskişehir, bagian barat Anatolia, yang dipimpin oleh Osman I, anak dari Ertuğrul, yang kemudian mendirikan Kesultanan Utsmaniyah. Menurut cerita tradisi, ketika Ertuğrul bermigrasi ke Asia Minor beserta dengan empat ratus pasukan kuda, beliau berpartisipasi dalam perang antara dua kubu pihak (Kekaisaran Romawi dan Kesultanan Seljuk). Ertuğrul bersekutu dengan pihak Kesultanan Seljuk yang kalah pada saat itu dan kemudian membalikkan keadaaan memenangkan perang. Atas jasa beliau, Sultan Seljuk menghadiahi sebuah wilayah di Eskişehir.[1] Sepeninggal Ertuğrul pada tahun 1281, Osman I menjadi pemimpin dan tahun 1299 mendirikan Kesultanan Utsmaniyah.